Cinta itu seperti kupu-kupu. Tambah dikejar, tambah lari. Tapi kalau dibiarkan terbang, dia akan datang sendiri disaat kitatidak mengharapkannya. Cinta dapat membuat kita bahagia tapi sering juga bikin kita terluka, tapi cinta baru berharga kalau diberikan kepada orang yang menghargainya. Jadi jangan terburu-buru dan pilih yang terbaik buat kita.
Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang "SEMPURNA".Tapi bagaimana menemukan seseorang yang dapat membantu kita menjadi diri kita sendiri.
Jangan pernah bilang "I love you" kalau kita tidak perduli. Jangan pernah membicarakan perasaan kalau tidak
pernah ada. Jangan pernah menyentuh hidup seseorang kalau hal itu akan
menghancurkan hatinya. Jangan pernah menatap matanya kalau semua yang kita lakukan hanya kebohongan belaka.
Hal paling kejam yang seseorang lakukan kepada orang lain adalah membiarkannya jatuh cinta, sementara kita tidak berniat untuk menangkapnya.
Cinta bukan "Ini salah kamu", tapi "Ma'afkan aku". Bukan "Kamu dimana sih?", tapi "Aku disini". Bukan "Gimana sih kamu?", tapi "Aku ngerti kok". Bukan "Coba kamu gak kayak gini", tapi "Aku cinta kamu seperti kamu apa adanya". Preeeeeeeeeeeeeett !!!!!!!!
Justru
pelangi itu tampak indah karena warnanya yang berbeda. Si merah tak kan
menghina Si kuning. Begitu pula Si kuning tak merendahkan Si hijau.
Semua berjalan bersama saling mempercantik dan memperkuat satu sama
lain agar kelihatan lebih indah. Seandainya cinta bisa bersatu dan
saling melengkapi, mungkin cinta akan seindah pelangi yang bisa
memadukan warna2 yang berbeda.
Cinta akan menyakitkan ketika kita berpisah dengannya, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi apabila seseorang yang kitacintai tidak tahu apa yang sesungguhnya kita rasakan.Hmmm . . .
Yang paling menyedihkan dalam hidup adalah menemukan seseorang yang kita cintai, tapi dia bukan untuk kita dan kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk orang yang tidak pernah menghargainya. Cape’ deeeeeeech . . . . Kalau dia tidak layak untuk kita, dia tidak akan pernah layakuntuk selamanya. Maka biarkan dia terbang... JAUUUUUUUUUUUUUUHH . . . pergi dan lupakan kita.
Tangan
Ibu adalah perpanjangan tangan Tuhan. Itu yang saya baca dari sebuah
buku. Jika saya renungkan, memang demikian. Tangan seorang Ibu adalah
perwujudan banyak hal : Kasih sayang, kesabaran, cinta, ketulusan..
Pernahkah ia pamrih setelah tangannya menyajikan masakan di meja makan
untuk sarapan? Pernahkah Ia meminta upah dari tengadah jemari ketika
mendoakan anaknya agar diberi Alloh banyak kemudahan dalam menapaki
hidup? Pernahkah Ia menagih uang atas jerih payah tangannya membereskan
tempat tidur kita? Pernahkah ia mengungkap balasan atas semua
persembahan tangannya?..Pernahkah..?
Adakah
saat ini kita tersentuh untuk mengenangnya? coba kita renungkan. Ia
adalah sebuah anugerah terindah yang dimiliki setiap manusia. Sejak
dalam rahim, betapa cinta itu tak putus-putusnya mengalirkan kasih yang
tak bertepi. Hingga kerelaan, keikhlasan dan kesabaran selama 9 bulan
pun bagai menuai pahala seorang prajurit yang sedang berpuasa, namun
tetap berperang di jalan Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Selaksana
cinta Ibu yang dibaluri tsaqofah Islamiyah (wawasan keislaman) telah
menyemai banyak pahlawan Islam. Teladan Asma' binti Abu Bakar
Ash-Shidiq melahirkan pahlawan Abdullah bin Zubair, yang dengan
cintanya masih berdoa agar dirinya tidak mati sebelum mengurus jenazah Add captionanaknya
yang disalib Hajaj bin Yusuf, antek Bani Umaiyah. Polesan warna seorang
Ibu Al Khansa, melahirkan putra-putra kebanggaan Islam yang berani dan
luhur akhlaqnya, hingga satu persatu syahid pada perang Qodisyiah. Di
sela kesedihannya, Ibunya masih berucap, "Alhamdulillah... Alloh telah
mengutamakan dan memberikan karunia padaku dengan kematian anak-anakku
sebagai syuhada. Aku berharap semoga Alloh menyatukan aku dengan mereka dalam rakhmad-Nya kelak.
Bagaimana
mulianya seorang ibu, entah seperti apapun anaknya. Tidak ada sekolah
khusus untuk menjadi ibu, seperti sekolah menjadi dokter,perawat, guru
dan atau berbagai profesi lainnya. Memang ada berbagai seminar dan
buku-buku tentang menjadi ibu yang baik, atau tentang bagaimana
mendidik anak dan berbagai tema yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawab seorang ibu. Namun tetap saja itu bukanlah sebuah
sekolah dan tidak pernah cukup untuk mempersiapkan dan melengkapi
seorang wanita untuk menjadi ibu. Menjadi ibu adalah sebuah kehormatan,
sebuah pelayanan yang tidak tampak di muka umum namun memiliki tanggung
jawab yang tidak mudah untuk dilakukan. Menuntut pengorbanan dan
kerelaan hati. Hampir menyita 24 jam jatah hidupnya untuk kita. Berbeda
dengan yang mungkin dialami oleh para pekerja kantor dengan fasilitas
cuti, menjadi seorang ibu tidak ada istilah cuti walau bagaimanapun
lelah dan penatnya.
Menjadi
ibu berarti selalu siap mengulurkan tangan menjawab kebutuhan anak,
tidak peduli rasa letih menguasai tubuh. Memberikan pelukan hangat di
saat anak merasakan kesepian. Menghibur anak kala mereka bersedih,
mendorong penuh semangat ketika mereka gagal, dan selalu memberikan
yang terbaik untuk mereka dalam keadaan atau situasi seperti apapun.
Seorang
ibu membentuk karakteristik anak didiknya. Ibu tidak akan menjerumuskan
kita dalam hal-hal yang membahayakan kita. Kadang memang seorang anak
beda pendapat dengan ibunya. Tahukah kamu bahwa semua yang ibu lakukan
adalah demi kebahagiaan kita kelak jika sudah beranjak dewasa. Betapa
beratnya peran seorang ibu, oleh karena itu menjadi seorang ibu
bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kedewasaan, kematangan, agar ibu
dapat menjalankan perannya, dan membuat keluarga bahagia atas peran ibu
yang bisa menaungi seluruh anggota keluarga, dengan kelembutan,
ketegasan dan kebijaksanaan nya.
Mulianya seorang ibu digambar jelas dalam Al Qur’an seperti yang tersurat sebagai berikut : "Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula)." (QS. Al AhQaaf 46:15)
"Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu." (QS. Luqman 31:14)
Bagaimana jika Orangtua kita menyuruh untuk mepersekutukan Alloh? Alloh Berfirman: "Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS Luqman 31:15).
Keindahan
dunia tak akan tergantikan dengan keindahan dirinya, sorak sorai pesona
dunia tak dapat menggantikan gemuruh haru detak jantung saat ibu
memeluk kita. Indah...semua begitu indah dalam alunan cintanya,
menelisik lembut, membasahi lorong hati dan jiwa yang rindu kasih
sayangnya.Selagi kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi Orang Tua kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.
Ibu, Bukakanlah pintu Ridhomu, hingga Alloh pun Meridhoiku.
" Robbanaghfir lii wa lii waalidayya wa lilmu’miniina yawma yaquumul hisaab "
“Ya
Alloh, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang
mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” [Ibrahim:41]
"
Robbighfir lii wa li waalidayya wa li man dakhola baytiya mu’minan wa
lilmu’miniina wal mu’minaati wa laa tazidizh zhoolimiina illa tabaaro "
“Ya
Alloh! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan
beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan
janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain
kebinasaan.” [Nuh:28]
" Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo "
“Ya Alloh! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
Cuma 'secangkir kopi'..tp permasalahannya akan
menjadi semakin komplek saat anda menjadi dia, atau bahkan saya. Sedang butuh
teman 'ngo-p-i' *ngobrol perkara hati
#ibu tolong secangkir lg#
I do not know how long I'll live
But while I live, Lord, let me give
Some comfort to someone in need
By smile or nod, kind word or deed.
(Aku tidak tahu berapa lama lagi aku akan hidup. Tapi sementara aku hidup, Ya
Tuhan..,biarlah aku memberikan beberapa kenyamanan kepada seseorang yang
membutuhkan
Dengan tersenyum atau mengangguk, kata atau perbuatan)